Kamis, 06 Oktober 2022

BON ANNIVERSAIRE! BUON COMPLEANNO! ALLES GUTE ZUM GEBURTSTAG! EID MWALID SAEID! SAENG-IL CHUGHA! TANJOBIOMEDETO! HAPPY BIRTHDAY! WILUJEUNG TEPANG TAUN! SUGENG TANGGAP WARSA! SELAMAT ULANG TAHUN !

Perkembangan anak usia dini dapat diartikan sebagai rangkaian kejadian atau perubahan kondisi yang dialami seorang anak dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut meliputi tumbuh kembang fisik, peningkatan kemampuan bahasa, emosi, mental, jiwa dan psikologi anak.


Menjelang tanggal dan hari lahir anak, beberapa orangtua memilih untuk mempersiapkan segala sesuatu menyambut perayaan tersebut. Namun, beberapa orangtua lainnya ada juga yang memilih untuk tidak melakukan perayaan sama sekali dengan pertimbangan efisiensi keuangan atau hal lainnya. Tentunya kedua pilihan tersebut tidak ada yang salah, karena setiap orangtua pasti memiliki pertimbangannya masing-masing.


Merayakan ulang tahun bukanlah suatu kewajiban yang bersifat mutlak, namun perlu diketahui bahwa dengan melakukan perayaan ulang tahun dapat memberikan dampak yang sangat positif bagi tumbuh kembang psikologi anak. Melalui perayaan ulang tahun anak akan memiliki pengalaman masa kecil yang membahagiakan seperti mengundang teman, bernyanyi bersama, menerima ucapan selamat, meniup lilin, memotong dan menyantap kue ulang tahun bersama teman, hingga membuka kado sebagai hadiah pertanda bertambahnya usia. Semua peristiwa menyenangkan tersebut berdampak langsung, dan secara positif mempengaruhi pertumbuhan mental anak terutama dalam hal membangun karakter yang baik.




Ayoe Sutomo M.Psi., seorang Psikolog menjelaskan bahwa tidak ada batasan usia dalam merayakan hari ulang tahun. Tetapi apabila merujuk pada tumbuh kembang secara emosional dan sosial, perayaan hari ulang tahun dapat dilakukan pada usia 2 (dua) hingga 3 (tiga) tahun. Pada rentang usia tersebut, seorang anak telah memiliki kemampuan untuk mengenali lingkungan sosial sekitarnya sehingga anak dapat memaknai tujuan dari perayaan ulang tahun tersebut.






























Dr. Jacqueline Wooley, Ph.D., seorang profesor psikologi dari Universiy of Texas telah melakukan penelitian untuk menguji pengaruh bertambahnya usia dengan perayaan ulang tahun pada Anak yang dilakukan kepada 99 orang Anak berkewarganegaraan Amerika.

Hasil penelitian Dr. Wooley tersebut mengungkapkan bahwa pada Anak yang diobservasi melakukan perayaan ulang tahun, mereka dapat mengetahui bahwa usia mereka bertambah. Namun pada beberapa Anak yang belum merayakan pesta ulang tahun akan berpikir tidak mengalami pertambahan usia dan tetap pada usia yang sama dengan tahun sebelumnya.






Dr. Wooley juga mengatakan dalam penelitiannya bahwa bagi anak usia dini, pengalaman yang berhubungan dengan perubahan tahunan merupakan pengalaman yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik. Di samping itu Dr. Wooley juga mengungkapkan bahwa dengan melakukan perayaan ulang tahun, dapat memberikan manfaat lainnya seperti meningkatnya rasa kepercayaan diri anak. Dimana melalui perayaan ulang tahun, anak akan merasa istimewa, merasa diperhatikan, disayangi dan dicintai sebagai bagian dari keluarga, dan sebagai makhluk sosial di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

















Merayakan ulang tahun tidak diukur dari besar atau kecilnya pesta yang akan dilaksanakan, akan tetapi dinilai dari kenangan istimewa yang diperoleh dengan kehadiran peran keluarga terutama Ayah dan Ibu dalam mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak. 






Anak usia dini belum mampu menyadari perubahan pertumbuhan fisik dan psikologi jika tidak dibimbing oleh keluarga dan orang lain. Oleh karena itu melalui perayaan hari ulang tahun, anak memperoleh pengalaman dan kenangan yang sangat baik, sehingga anak mampu mengenali proses bertumbuh menjadi dewasa.

Jumat, 17 Juni 2022

KEGIATAN MENEMPEL PADA ANAK USIA DINI

Penting sekali bagi orangtua untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, agar proses tumbuh kembang anak berkembang dengan maksimal dan tidak terhambat. Perkembangan anak usia dini meliputi perkembangan secara fisik dan motorik (physical and motor development), kemampuan kognitif, dan kemampuan bahasa.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kolase adalah komposisi artistik dari berbagai bahan yang ditempel pada permukaan gambar.  Kegiatan menempel menggunakan bahan lem kertas (non-toxic) sebagai media perekat dan bahan pendukung lainnya. Dengan memperkenalkan kegiatan kriya menggunakan media lem, akan mempengaruhi anak untuk tidak takut atau merasa geli ketika menggunakan lem. Sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan kesempatan bagi anak agar lebih berani mengekspresikan imajinasinya dengan terarah sejak usia dini.  







Kegiatan menempel pada anak usia dini dapat menstimulasi perkembangan motorik halus anak serta melatih koordinasi mata dan tangan anak agar berfungsi dengan optimal. Dengan demikian dapat meningkatkan kecerdasan, sekaligus dapat mengembangkan ide kreatifitas anak yang tinggi dan kosntruktif.  

Kamis, 16 Juni 2022

BERMAIN ADALAH HAK DASAR BAGI ANAK USIA DINI

Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan kebutuhan dasar bagi setiap anak, khususnya bagi anak usia dini. Kegiatan bermain dapat membantu anak untuk mengekspresikan diri, melatih kemampuan komunikasi (communication skill) , dan mengembangkan kemampuan bersosialisasi.




Melalui kegiatan bermain dapat membantu anak untuk tumbuh mandiri serta memiliki kontrol atas lingkungannya. Selain itu, bermain juga merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan membangun prilaku prososial yang baik.  Orangtua perlu meluangkan waktu bagi anak agar mereka bisa bebas mengekspresikan diri melalui permainan yang dimainkan.

Rabu, 15 Juni 2022

BELAJAR MENIRU DAN MELIPAT KERTAS ORIGAMI

Origami adalah seni kerajinan tangan dari Jepang, dan berasal dari suku kata "ori" yang artinya Lipat. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat seni lipat ini adalah sehelai kertas yang dikenal dengan sebutan kertas origami. Seni melipat kertas sangat baik diperkenalkan kepada anak sejak usia dini.  




Kegiatan ini dapat  memberi kesempatan untuk melatih konsentrasi dan kemampuan motorik halus. Bukan hanya itu saja seni melipat origami yang berasal dari negeri Jepang ini dapat melatih imajinasi anak dalam menciptakan bentuk sesuai yang diinginkan anak.





Melalui kegiatan melipat kertas maka anak dapat melatih ketangkasan jari, koordinasi mata dan tangan, mengasah otak untuk meniru (imitate), mengenal bentuk, melatih kesabaran, dan berprilaku kreatif.