Kamis, 25 Juli 2024

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) - TAHUN AJARAN 2024/2025

PAUD/TK HOLY YADHA kembali membuka pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2024/2025. Ayo, daftarkan segera Putera dan Puteri Anda untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, berakhlak terpuji, cerdas, pintar, dan siap bersaing pada era persaingan global di masa yang akan datang. Mari segera bergabung bersama keluarga besar PAUD/TK HOLY YADHA (sekolah non-denominasi) sebagai mitra kerja Bapak/Ibu dalam membimbing dan membina Anak Usia Dini agar memiliki kompetensi yang berkualitas dan siap menempuh pendidkan selanjutnya di Sekolah Dasar. Pendidikan Anak Usia Dini yang berhasil adalah salah satu modal penting menuju kesuksesan dan menyongsong masa depan cerah yang penuh harapan.

Ayo daftarkan Putera dan Puteri Anda sekarang juga! 😀




Jumat, 21 April 2023

MEMPERINGATI HARI KARTINI SETIAP TANGGAL 21 APRIL

Raden Adjeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Kartini adalah sangat senang belajar dan membaca buku. Sebagai seorang keturunan bangsawan, pada 1885 R.A. Kartini mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan pertamanya di sekolah Europesche Lagere School (ELS) yaitu pendidikan yang setara dengan Sekolah Dasar (SD). Pendidikan di ELS menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa wajib dalam proses belajar mengajar. Disana Kartini menempuh pendidikan bersama siswa lainnya yang merupakan keturunan Eropa khususnya negara Belanda, dan keturunan pribumi dari tokoh terkemuka.


Setelah menyelesaikan pendidikannya di ELS, Kartini harus menuruti keinginan sang Ayah agar menjadi puteri bangsawan yang mengikuti tradisi adat istiadat yang berlaku. Pada masanya, pendidikan bagi anak perempuan bukanlah suatu hal yang wajib. Sehingga setelah menempuh pendidikan di ELS, Kartini banyak menghabiskan waktunya di rumah. 

Kartini sangat gemar membaca buku yang dikumpulkannya dari orang tuanya dan berdiskusi dengan Ayahnya. Dia sangat mengagumi kemajuan berpikir wanita Eropa khususnya negara Belanda. Pada masa itu tidak semua perempuan mendapatkan kesempatan belajar di sekolah, sehingga banyak sekali kaum perempuan yang buta aksara, tidak bisa membaca atau menulis.

Kegemarannya dalam membaca menimbulkah kekagumannya pada kemajuan berpikir perempuan Eropa, terkhusus wanita Belanda yang pada waktu itu masih menjajah Indonesia. Atas ketertarikannya itu, Kartini memiliki keinginan agar kemajuan yang sama juga bisa diwujudkan untuk kaum perempuan Indonesia. Kartini berkeyakinan bahwa kehidupan seorang perempuan tidak hanya menghabiskan waktu di rumah, akan tetapi perempuan juga berhak untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. 

Selanjutnya, Kartini mulai mengumpulkan buku-buku dan membuat kelompok belajar untuk menulis dan membaca. Kartini mengundang teman-temannya dan mengajarkan mereka bagaimana mengenal huruf, membaca, dan menulis. Pada kegiatannya sehari-hari, membaca adalah aktifitas yang sangat digemari Kartini. Di samping itu, Kartini juga sering bertukar pesan melalui surat dengan temannya yang tinggal di Belanda.

Atas keinginannya yang kuat dalam belajar, Kartini pernah menyurati Mr. Jacques Henrij Abendanon menteri Pendidikan, Agama, dan Industri Hindia Belanda (1900-1905) agar diperkenankan mendapatkan beasiswa bersekolah di negara Belanda. Namun, cita-citanya tersebut tidak pernah terwujud dikarenakan sang Ayah menikahkan Kartini dengan Raden Adipati Joyodiningrat dan menetap di daerah Rembang (Jawa Tengah).

Di Rembang, Kartini membuat kelompok belajar yang berlokasi di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang. Tahun 1904, tidak lama setelah melahirkan anak pertamanya Kartini meninggal pada usia 25 tahun di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. 

Pada 1912, berdasarkan keinginan Kartini Yayasan Van Deventer mendirikan sekolah khusus untuk perempuan yang dinamakan "Kartini School" atau "Sekolah Kartini" yang ada di beberapa daerah yaitu: Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.

Setelah R.A. Kartini wafat, Mr. J. H. Abendanon mengumpulkan surat-surat yang pernah dikirimkan Kartini kepada teman-temannya di Eropa dan merangkumnya dalam sebuah buku yang diberikan judul "DOOR DUISTERNIS TOT LICHT" yang artinya "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Sebagai bentuk penghormatan bagi jasa R.A. Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan terkhusus dalam hal pendidikan, maka pemerintah menetapkan hari kelahiran R.A. Kartini pada tanggal 21 April sebagai Hari Kartini

Sabtu, 08 April 2023

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) T.A. 2023/2024

Kami kembali membuka pendaftaran bagi calon peserta didik baru Tahun Ajaran 2023/2024. Ayo daftarkan Putera dan Puteri Anda segera. Persiapkan generasi penerus bangsa dengan pendidikan yang tepat, berkualitas, kompeten, dan profesional untuk menyongsong masa depan gemilang penuh harapan.



Jumat, 14 Oktober 2022

MELATIH KESABARAN ANAK USIA DINI

Kesabaran dan konsentrasi adalah 2 (dua) hal yang sangat penting dimiliki Anak usia dini. Dimana kemampuan tersebut adalah modal utama Anak agar mampu bersosialisasi dengan temannya dan berinteraksi dengan baik di tengah-tengah masyarakat. Apabila Anak tidak memiliki rasa sabar maka anak akan lebih mudah mengalami tantrum atau ledakan emosi, seperti: menangis, berteriak, menjerit, marah, menangis, sikap keras kepala, pembangkangan, dsb. Maka untuk menghindari kondisi prilaku demikian Anak perlu dilatih, dan diajarkan untuk sabar. Sehingga Anak dapat menguasai dirinya sendiri dan mengembangkan kemampuannya untuk menyadari adanya hak orang lain dengan belajar bersabar, lalu dapat menghormatinya. 



Memperkenalkan dan melatih kesabaran pada Anak memerlukan pembinaan yang harus dilakukan secara berkesinambungan dan konsisten. Salah satu diantaranya yaitu melatih Anak untuk menunggu dan mengantri. Latihan yang dapat diberikan orangtua/wali seperti mengajak Anak melakukan aktifitas yang positif seperti membaca, bernyanyi, atau bercerita bersama Anak sambil menunggu gilirannya tiba untuk mendapatkan pelayanan atas kebutuhannya.



Hal lain yang dapat dilakukan oleh orangtua/wali yaitu menjadi figur yang akan ditiru prilakunya oleh Anak. Prilaku yang dimaksud dapat dimulai terutama dalam hal kehidupan sehari-hari seperti mengantri untuk mencuci tangan sebelum makan, berbicara bergantian dan tidak menyerobot pembicaraan, dan lain sebagainya.






Orangtua/wali harus mampu menjadi teladan dalam prilaku sabar. Sehingga Anak usia dini akan lebih mengerti dan cepat belajar untuk meniru pola prilaku yang baik dan sabar. Termasuk diantaranya yaitu sikap yang tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Dengan demikian Anak akan mengerti bahwa ada prioritas lainnya yang berasal dari luar dirinya sendiri yang memerlukan perhatian.

Kamis, 13 Oktober 2022

DI DALAM TUBUH YANG SEHAT TERDAPAT JIWA YANG KUAT (Men Sana In Corpore Sano)

Olah raga adalah kegiatan yang paling baik dilakukan untuk melatih syaraf motorik dan keseimbangan anak. Melalui gerakan-gerakan olah raga, anak usia dini dapat mengembangkan kemampuannya untuk aktif bergerak. Dengan demikian ketrampilan olah tubuh tersebut juga, anak usia dini akan menjadi sehat dan prima.


Salah satu cara yang dapat dilakukan agar anak menyukai kegiatan olah raga yaitu memperkenalkan olah raga tersebut sejak usia dini melalui kegiatan yang menyenangkan, seperti: bermain bola, bersepeda, berenang, berlari, lompat tali, dan lain sebagainya. Apabila anak aktif melakukan kegiatan olah raga sejak usia dini, maka tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan optimal.


Memperkenalkan dan memberikan pendidikan jasmani dan olah raga kesehatan sejak dini selain mengasah ketrampilan, juga dapat meningkatkan rasa percaya diri anak. Adapun kegiatan tersebut juga dapat membantu perkembangan organ tubuh anak seperti melatih kekuatan tulang dan otot, serta kesehatan paru-paru dan jantung. Sehingga melalui kegiatan pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan diharapkan dapat menghasilkan generasi penerus yang sehat, cerdas, trampil, dan memiliki jiwa yang kuat.





Selasa, 11 Oktober 2022

BERMAIN SAMBIL BERHITUNG

Perkembangan anak salah satunya dapat dilihat dari perkembangan kognitif. Pengertian kognitif dapat diartikan sebagai kemampuan atau kecerdasan dalam mengoptimalkan kemampuan berpikir anak. Menurut Peaget dalam Musfiroh (2005 : 56) kognitif adalah aktifitas dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia. Hal ini berhubungan dengan kemampuan anak untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Sejak lahir masing-masing anak telah dikaruniai potensi dan keistimewaan sebagai insan yang cerdas dan sehat. Salah satu program belajar yang selalu dikembangkan di lingkungan sekolah Pendidikan Dasar Anak Usia Dini (PAUD) adalah stimulasi pada kognitif anak usia dini. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai kemampuan berpikir yang berkembang dengan optimal.





Pada fase pertumbuhan dan perkembangan emas anak yang dikenal dengan istilah golden age, umumnya terjadi pada rentang usia 3 hingga 6 tahun. Rentang usia tersebut adalah masa prasekolah sebagai momentum terbaik untuk mempersiapkan anak agar kompeten dan siap memasuki pendidikan selanjutnya di Sekolah Dasar. Oleh karena itu agar kemampuan kognitif anak dapat bertumbuh dan berkembangan dengan baik, perlu dilakukan stimulus dengan permainan yang interaktif yang merangsang anak untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam mengamati suatu objek benda yang ada di lingkungan sekitar. 






Pada masa usia dini, kita bisa menemukan bahwa anak memiliki ketertarikan yang besar pada angka dan berhitung. Maka ketertarikan tersebut perlu dikembangkan agar kemampuan berpikir anak dapat berkembang dengan baik, sekaligus sebagai persiapan memasuki tahap jenjang pendidikan yang lebih tinggi selanjutnya di sekolah dasar.






Melalui kegiatan bermain sambil berhitung, lingkungan pendidikan Anak dapat memperkenalkan kegiatan berhitung dengan nuansa yang menarik, nyaman dan menyenangkan. Sehingga dapat membantu anak untuk mengenal angka dengan baik, dan anak dapat terhindar dari rasa takut atau trauma dalam mencerna dan memahami ilmu pelajaran matematika.





Sujiono (2007:11.1) manfaat berhitung merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan dasar matematika anak di masa tahapan awal perkembangannya, yaitu kemampuan melihat, membedakan, meramalkan dan memisahkan dan mengenal konsep angka.

Pengembangan kemampuan dasar berhitung bagi Anak usia dini dapat dilakukan melalui permainan atau aktifitas menyenangkan lainnya yang dapat dilakukan sambil bermain bersama. Dengan metode bermain sambil belajar maka anak akan mengenal, dan mengembangkan pelajaran berhitung sebagai dasar pelajaran ilmu matematika yang akan dikaji lebih dalam pada jenjang pendidikan selanjutnya.