Selasa, 11 Oktober 2022

BERMAIN SAMBIL BERHITUNG

Perkembangan anak salah satunya dapat dilihat dari perkembangan kognitif. Pengertian kognitif dapat diartikan sebagai kemampuan atau kecerdasan dalam mengoptimalkan kemampuan berpikir anak. Menurut Peaget dalam Musfiroh (2005 : 56) kognitif adalah aktifitas dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia. Hal ini berhubungan dengan kemampuan anak untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Sejak lahir masing-masing anak telah dikaruniai potensi dan keistimewaan sebagai insan yang cerdas dan sehat. Salah satu program belajar yang selalu dikembangkan di lingkungan sekolah Pendidikan Dasar Anak Usia Dini (PAUD) adalah stimulasi pada kognitif anak usia dini. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai kemampuan berpikir yang berkembang dengan optimal.





Pada fase pertumbuhan dan perkembangan emas anak yang dikenal dengan istilah golden age, umumnya terjadi pada rentang usia 3 hingga 6 tahun. Rentang usia tersebut adalah masa prasekolah sebagai momentum terbaik untuk mempersiapkan anak agar kompeten dan siap memasuki pendidikan selanjutnya di Sekolah Dasar. Oleh karena itu agar kemampuan kognitif anak dapat bertumbuh dan berkembangan dengan baik, perlu dilakukan stimulus dengan permainan yang interaktif yang merangsang anak untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam mengamati suatu objek benda yang ada di lingkungan sekitar. 






Pada masa usia dini, kita bisa menemukan bahwa anak memiliki ketertarikan yang besar pada angka dan berhitung. Maka ketertarikan tersebut perlu dikembangkan agar kemampuan berpikir anak dapat berkembang dengan baik, sekaligus sebagai persiapan memasuki tahap jenjang pendidikan yang lebih tinggi selanjutnya di sekolah dasar.






Melalui kegiatan bermain sambil berhitung, lingkungan pendidikan Anak dapat memperkenalkan kegiatan berhitung dengan nuansa yang menarik, nyaman dan menyenangkan. Sehingga dapat membantu anak untuk mengenal angka dengan baik, dan anak dapat terhindar dari rasa takut atau trauma dalam mencerna dan memahami ilmu pelajaran matematika.





Sujiono (2007:11.1) manfaat berhitung merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan dasar matematika anak di masa tahapan awal perkembangannya, yaitu kemampuan melihat, membedakan, meramalkan dan memisahkan dan mengenal konsep angka.

Pengembangan kemampuan dasar berhitung bagi Anak usia dini dapat dilakukan melalui permainan atau aktifitas menyenangkan lainnya yang dapat dilakukan sambil bermain bersama. Dengan metode bermain sambil belajar maka anak akan mengenal, dan mengembangkan pelajaran berhitung sebagai dasar pelajaran ilmu matematika yang akan dikaji lebih dalam pada jenjang pendidikan selanjutnya.

Jumat, 07 Oktober 2022

STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK DENGAN KEGIATAN MENJIPLAK UNTUK MELATIK MOTORIK HALUS

Perkembangan anak yang sehat dapat dilihat dari kemampuan motorik yang terampil, seimbang, dan terkoordinasi dengan baik. Hurluck (1978:150) mengatakan bahwa perkembangan motorik dapat diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak motorik yang dimaksud dapat dikategorikan ke dalam dua gerakan yaitu motorik kasar, dan motorik halus dimana keduanya memiliki jenis stimulasi yang berbeda.


Selanjutnya, Hurlock juga mengemukakan bahwa perkembangan motorik merupakan suatu perkembangan yang berkaitan dengan pengendalian gerak fisik melalui kegiatan yang terkoordinasi dari pusat saraf dan otot. Hal ini berhubungan erat dengan pola prilaku anak dalam beraktivitas sehari-hari.

Menurut Dini P dan Daeng Sari (1996:72) motorik halus adalah gerakan yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus, dimana gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan anak seperti: menulis, makan, berpakaian, menggambar, dan menjiplak. Aktivitas tersebut tentunya dilakukan setiap hari oleh anak, baik dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain.










Melalui aktivitas menjiplak, anak memiliki ruang untuk menggali kemampuan observasi, mengasah kreativitas, dan melatih kecerdasan untuk menciptakan suatu gagasan. Dimana gagasan tersebut kemudian dapat direalisasikan menjadi karya dengan cara meniru atau menjiplak.

Kegiatan lainnya yang dilakukan untuk menstimulasi dan meningkatkan kemampuan motorik halus anak adalah dengan kegiatan menjiplak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menjiplak adalah menggambar atau menulis garis-garis gambaran atau tulisan yang telah disediakan.














Aktivitas lainnya yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan sederhana dengan menelusuri (tracing) suatu bentuk atau objek menggunakan alat tulis. Kegiatan tracing tersebut selain sangat baik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus, juga merupakan kegiatan yang menyenangkan dan sangat menghibur bagi anak.